[NEW] GERAKAN LITERASI SMAN SUMATERA SELATAN
- Category: NEWS
- Published on Monday, 11 November 2019 16:12
- Written by Marketing, Events & External Relations
- Hits: 2643
Gerakan literasi adalah sebuah gerakan yang berupaya untuk meningkatkan minat dan budaya membaca dan menulis sehingga tercipta proses pembelajaran sepanjang hayat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah memberikan payung untuk menggiatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) sejak tahun 2016 yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Setiap sekolah diwajibkan menerapkan gerakan literasi di sekolah masing-masing.
SMAN Sumatera Selatan menjadikan gerakan literasi sebagai salah satu pilar penting di sekolah. Gerakan literasi SMAN Sumatera Selatan direalisasikan dalam berbagai program yang melibatkan seluruh warga sekolah. “Kami ingin seluruh warga sekolah terlibat dalam gerakan literasi ini. Penerapan literasi di SMAN Sumsel dilakukan baik di sekolah maupun asrama. Selain untuk menyukseskan gerakan literasi nasional, kami percaya bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi diri individu.” Ujar Kepala SMAN Sumsel, Ibu Devi Mardhiyanti, M.Pd.
Adapun program literasi di sekolah, yaitu zero period dimana siswa dibiasakan untuk membaca buku dan melakukan book sharing sebelum pelajaran formal dimulai. Tidak hanya siswa, guru juga memiliki kegiatan book sharing yang dilaksanakan pada rapat mingguan guru. Untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa, SMAN Sumsel membuat program student diary yang ditulis dalam Bahasa Inggris. Hal ini bertujuan melatih kemampuan menulis siswa dalam bahasa Inggris. Banyak siswa yang bersemangat untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah juga aktif dalam kegiatan riset siswa.
Tak hanya itu, SMAN Sumsel juga mengajak siswa untuk meningkatkan pengetahuan umumnya. Untuk menggerakkan hal tersebut, SMAN Sumsel menjalankan program Lomba Cerdas Cermat seputar pengetahuan umum dan Lomba Debat Bahasa Inggris. Kedua lomba tersebut diadakan setiap senin sore dengan tujuan mengasah pengetahuan umum siswa dan melatih kemampuan berkomunikasi dan berpikir kritis. Selain berdebat, siswa SMAN Sumsel diberikan kesempatan secara bergiliran berpidato dalam apel pagi, sore, dan morning assembly dengan tujuannya meningkatkan kemampuan public speaking siswa.
Sebagai sekolah berasrama, SMAN Sumsel juga menerapkan gerakan literasi di asrama. Kegiatan literasi di asrama dilakukan dengan cara kajian kitab pada sesi pembinaan keagamaan siswa di asrama. Selain itu, siswa diwajibkan untuk membaca Al-qur’an setiap selesai shalat berjama’ah. Siswa juga dibiasakan untuk memberikan kultum secara bergantian. Seluruh guru dan staf sekolah juga diberikan giliran untuk memberikan kultum guna meningkatkan kesadaran dalam belajar agama dan berdakwah.
Tentu saja, gerakan literasi siswa tidak terlepas dari peran perpustakaan sebagai sentra informasi baik melalui media buku cetak, eletronik, dan internet. SMAN Sumsel berusaha menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang nyaman dan disenangi oleh seluruh civitas akademika. Usaha ini diwujudkan dengan cara mendesain interior perpustakaan senyaman mungkin, menyediakan koleksi buku yang lengkap dan terkini, dan membuat program-program perpustakaan yang menarik. Salah satu program perpustakaan yang terkenal di SMAN Sumsel, yaitu program wajib belajar di perpustakaan. Guru mata pelajaran diberikan kesempatan untuk mengajak siswanya melakukan kegiatan belajar-mengajar di perpustakaan. Program ini sangat efektif untuk membiasakan warga sekolah dengan kegiatan dan suasana di perpustakaan.