Wahyu Rezi Febrian

 

Wahyu Rezi Febrian adalah siswa SMAN Sumatera Selatan kelahiran tahun 2004 di hari ke-7 di bulan Februari. Ia berasal dari Palembang dengan nama sapaan akrab diambil dari nama tengahnya, yaitu Rezi yang menjadi Ejik. Di keluarganya , ia merupakan anak kedua, yaitu anak bungsu dari Bapak Ahmad Fikri dan Ibu Kartini. 

Hubungan Ejik dan keluarga terjalin di lingkungan yang positif serta sportif. Sejak TK, ketika ujian sudah di depan mata, orang tuanya akan menyiapkan soal-soal yang diambil dari buku teks sekolah sebagai try out untuknya. Alhasil, berkat latihan rutin, Ejik selalu bisa menaklukkan ujian di sekolah. Namun, sesudah memilih SMAN Sumatera Selatan sebagai tempat berlabuh setelah menempuh jenjang SMP, sekolah yang menurutnya paket komplit karena selain mendapatkan beasiswa, terdapat juga kurikulum Cambridge yang tentunya menambah wawasan pengetahuan dan bahasa yang sangat mendukung untuk mengasah leadership skill. Di sini Ejik mengubah cara belajarnya. Hidup di asrama membuatnya harus menjadi mandiri, ia beradaptasi dengan cepat. Kini belajar diselingi gurauan bersama teman merupakan metode paling efektif baginya untuk menghilangkan jenuh. Hebatnya, adaptasi yang begitu cepat tidak membuat nilainya merosot. Bahkan, prestasinya kian meningkat di tengah kesibukan dan banyaknya kegiatan. 

Semenjak SMA, Ejik termotivasi untuk lebih sering mengikuti berbagai kompetisi. Beberapa yang paling berkesan ialah Kompetisi Sains Nasional 2021 bidang fisika, dan ia merupakan satu-satunya perwakilan sekolah yang berhasil lolos hingga  ke tahap Nasional. Di tahun yang sama, Ejik ikut serta dalam kompetisi Internasional Dedicated Teacher Award oleh Universitas Cambridge. Dalam kompetisi ini, ia berhasil menunjukkan kemampuan tulis-menulisnya. Dalam esai bertema dedicated teacher itu, ia menyebutkan bahwa guru yang paling berdedikasi baginya adalah Ibu Malisa.

Tak hanya berprestasi di bidang akademik, Ejik juga aktif tergabung dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di bidang Prestasi Akademik dan Olahraga. Banyak yang melatarbelakanginya untuk mengikuti organisasi tersebut, salah satunya ia termotivasi untuk terus meningkatkan performa akademik sebagai role model di bidang itu. Siswa kelas 12 ini juga gemar serta menguasai beberapa cabang olahraga seperti, renang, bulu tangkis, tenis meja, futsal, dan lain-lain. 

Berhasil menjadi finalis Kompetisi Sains Nasional (KSN) 2021 bidang Fisika, membuka kesempatan baginya untuk menerima Beasiswa Indonesia Maju, beasiswa jenjang S1 yang bisa mengantarkannya untuk melanjutkan sekolah tinggi ke luar negeri. Walaupun berbeda dari rencana awal,  menurutnya beasiswa tersebut tidak boleh disia-siakan. Jika dulu Ejik kecil ingin menjadi pilot, Ejik di usia 17 tahun ini telah memiliki gambaran berbeda mengenai ambisi yang akan dicapainya,  saat ini ia lebih tertarik pada bidang teknik sipil, mesin, atau informatika.