INOVASI SISWA SMAN SUMSEL “AKITERI”, ALAS KAKI ANTI BAKTERI SABET PENGHARGAAN DARI GUBERNUR SUMSEL – HERMAN DERU
- Category: NEWS
- Published on Thursday, 10 December 2020 08:19
- Written by Armansyah
- Hits: 9046
INOVASI SISWA SMAN SUMSEL
“AKITERI”, ALAS KAKI ANTI BAKTERI
SABET PENGHARGAAN DARI GUBERNUR SUMSEL – HERMAN DERU
Palembang, 7 Desember 2020 – Dua siswa SMAN Sumsel, Berlin Fitrah Alkausar dan Khairul Apandi, berhasil mendapatkan penghargaan dari Gubernur provinsi Sumatera Selatan Bapak H. Herman Deru atas inovasi yang mereka ciptakan dari eceng gondok dengan produk yang diberi nama AKITERI (ALAS KAKI ANTI BAKTERI). Inovasi karya siswa SMAN Sumsel ini memperoleh penghargaan terbaik 3 Inovasi Daerah Kategori Siswa Inovatif. Akiteri berada dalam daftar 51 inovasi terbaik dari 16 Kota/Kabupaten di Sumsel.
Didampingi oleh pembimbing mereka, Ibu Tyas, guru mata pelajaran Kimia di SMAN Sumsel, Berlin dan Apandi mendapatkan anugerah penghargaan dari Gubernur Sumsel, Bapak H. Herman Deru, S.H., M.M. Sayangnya Apandi tidak bisa membersamai Berlin dan Bu Tyas dalam Malam Penganugerahan Inovator Sumatera Selatan Tahun 2020 yang diselenggarakan di Griya Agung Sumsel dikarena sakit.
Sebelum mendapatkan penghargaan, Berlin dan Apandi berkompetisi dengan sekitar 500 peserta inovator dari berbagai daerah di Sumsel. Setelah lulus seleksi, keduanya melakukan presentasi Inovasi Daerah Kategori Siswa Inovatif dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BALITBANGDA) bersama 10 peserta inovator lainnya. Hasilnya disaring 3 inovasi terbaik dan kemudian melakukan agenda Fact Finding. Setelah fact finding, kedua siswa mempersiapkan untuk agenda pameran inovasi yang dilakukan di Griya Agung pula. Persiapan dilakukan selama lebih kurang satu minggu. Diawali dari pembuatan produk, merancang materi pameran dan kemasan produk untuk dipajang dan dipamerkan pada pameran sehari sebelum malam penganugerahan.
Ide pembuatan AKITERI ini berawal dari keresahan Berlin dan Apandi melihat banyaknya eceng gondok yang tumbuh di sungai yang mengalir di depan sekolah. Pertumbuhan eceng gondok yang pesat ini dinilai mengganggu aktivitas warga sekitar yang memanfaatkan sungai sebagai sumber air. Kemudian, terdapat permasalahan lain yang membuat keduanya akhirnya terpikir untuk membuat alas kaki anti bakteri, “Kami adalah siswa yang tinggal di asrama dan sering menemukan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Terkadang saat siswa yang ketika pulang ke asrama dari sekolah membuka sepatu, sering tercium aroma kurang sedap yang berasal dari sepatunya.” Jelas Apandi. Alas kaki anti bakteri menurutnya menjadi salah satu solusi terbaik untuk mengatasi masalah tersebut.
Proses pembuatan AKITERI ini tidak memakan waktu lama, cukup sehari saja pengerjaannya. Mulai dari persiapan mengumpulkan bahan-bahan utama seperti eceng gondok dan pelepah palem. Kemudian masuk ke proses mixing menggunakan blender guna mencampurkan dan menghaluskan eceng gondok dan pelepah palem. Hasil blender dicampurkan dengan tepung tapioka yang berfungsi sebagai perekat kedua material.
Memasuki proses utama, yaitu metode pulping menggunakan NaOH. Setelah selesai, dilakukan proses pemutihan, yaitu bleaching menggunakan H2O2. Kemudian, bahan yang sudah tercampur tersebut ditiriskan hingga cairan NaOH dan H2O2 nya hilang dari produk. Setelah itu, dicetak menggunakan cetakan berbentuk alas kaki, lalu dijemur di bawah sinar matahari. Setelah kering, maka produk sudah jadi. “Selain enceng gondok dan pelepah palem, kami melakukan distilasi kulit jeruk menjadi minyak atsiri sebagai bahan pengharum dari produk akiteri. Setelah dilakukan distilasi, minyak atsiri tersebut dioleskan pada permukaan akiteri yang telah jadi.” Tambah Apandi.
Setelah menerima penghargaan atas inovasi yang dilakukan, Berlin dan Apandi senantiasa bersyukur atas kesempatan yang diberikan. “Yang pasti kami senang dan bersyukur karena diberi kesempatan untuk dapat berkontribusi pada ajang Inovasi Daerah ini, dan mendapat support dari sekolah maupun sponsor. Kami juga bangga karena bisa menorehkan prestasi dan membawa nama sekolah, serta bisa menambah prestasi yang dapat menunjang masuk ke universitas. Kami sangat terharu karena dari sekian banyak peserta, kami bisa terpilih menjadi salah satu yang terbaik.
Kepala sekolah SMAN Sumsel, Ibu Dra. Rr. Mini Sariwulan, M.Si., memberikan apresiasi kepada Berlin dan Apandi beserta guru pembimbing mereka, Ibu Tyas. “Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada siswa kami, terutama guru pembimbing yang telah melatih dan mendidik peserta didik untuk berkiprah di dunia karya ilmiah. Jadi, produk alas kaki anti bakteri ini alhamdulillah sudah divalidasi dan sudah dinilai secara profesional oleh Balitbang provinsi Sumatera Selatan. Saya berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada tim Balitbang yang sudah memberikan kepercayaan kepada Berlin, Apandi, dan Ibu Tyas sebagai guru pendamping dan pembimbing atas prestasi yang diperhitungkan di ajang Inovasi Daerah provinsi Sumatera Selatan. Saat melihat prosesnya beberapa kali, Saya melihat Berlin teliti dan sangat akurat untuk mencapai hasil yang terbaik. Untuk guru pembimbing juga saya ucapkan terima kasih, Ibu Tyas juga cukup ulet dan setia dan sangat proaktif dalam membimbing peserta didik. Pihak sekolah juga memberikan peluang sebesar-besarnya kepada semua guru dan pegawai untuk berkolaborasi, bersinergi, mendukung pelaksanaan kegiatan ini agar dapat menghasilkan produk yang terbaik. Tidak lupa juga, Ibu mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gubernur, H. Herman Deru atas dukungan untuk kesempatan besar berinovasi bagi siswa di Provinsi Sumatera Selatan.” Ujar beliau.